1. PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian
adalah perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan
permintaan. Apabila produsen menaikkan produksi atau menciptakan jenis
barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat
permintaan terhadap barang-barang itu.
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik akan ditekankan kepada
hal-hal yang dikritik oleh Keynes. Hal-hal yang harus diperhatikan
yaitu:
1. Peranan sistem pasar bebas
Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, telah mengemukakan
pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh sistem
pasar bebas. Pengaturan ekonomi ini akan mewujudkan efisiensi yang
tinggi karena menurut pendapatnya setiap pelaku kegiatan ekonomi akan
selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang paling maksimum. Sebagai
seorang individu dan pengusaha mereka akan bekerja dengan efisiensi dan
memaksimumkan pendapatan dan keuntungannya. Sedangkan sebagai konsumen
mereka akan memaksimumkan kepuasan dari menggunakan sejumlah pendapatan
mereka. Rasionalisasi dalam kegiatan tiap-tiap individu akan menyebabkan
perekonomian secara keseluruhan akan beroperasi secara efisien dan
menimbulkan kekuatan dalam pertumbuhan ekonomi.
2. Hukum Say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh
Ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.
Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa:
a. Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan / keseimbangan
antara penawaran agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan
investasi.
Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun
investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian.
Menurut para ahli, tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai
tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan sama dengan investasi.
Sebagai contoh:
Pada saat tingkat suku bunga 20 %, besarnya tabungan akan meningkat
pesat karena memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Akan tetapi,
bank akan kesulitan untuk menyalurkan pinjaman karena masyarakat akan
lebih memilih untuk menabung daripada berinvestasi karena return atas
tabungannya lebih tinggi. Untuk menanggulangi hal tersebut, bank akan
menurunkan suku bunganya.
Sebaliknya pada saat tingkat suku bunga 10 %, masyarakat akan memilih
untuk mencairkan tabungannya dan memilih untuk berinvestasi saja (dengan
asumsi return atas investasi lebih baik). Karena banyak orang yang
memilih untuk berinvestasi, bank menjadi kekurangan dana untuk
dipinjamkan kepada para investor, untuk menghimpun dana, maka bank akan
menaikkan suku bunga tabungannya.
Penyesuaian ini, dalam pandangan ekonomi klasik akan terus
berulang-ulang hingga tercapai tingkat bunga pada titik keseimbangan,
misalnya 15 %, di mana pada titik tersebut jumlah tabungan dan jumlah
investasi adalah sama besar. Dalam kondisi ini pendapatan sebesar 15%
dari bunga akan habis untuk pembelian barang kebutuhan karena harga yang
ditetapkan oleh para investor memberikan return sebesar 15 % dari nilai
investasinya.
Pada titik tersebut, menurut pandangan ekonomi klasik merupakan titik
terjadinya kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment)
dimana penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat. Keadaan
keseimbangan ini akan tetap terjadi karena aliran keluar dari sektor
rumah tangga yaitu tabungan akan diimbangi oleh aliran masuk yang sama
besar yaitu investasi oleh para pengusaha.
b. Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan
dan penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan. Para ahli
ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar
akan menciptakan penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga
pengangguran dapat dihapuskan. Asumsi yang digunakan oleh para ahli
yaitu
Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum dan
keuntungan maksimum a.kan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama
dengan produksi marjinal ( biaya untuk memproduksi tambahan produk baru )
Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa dalam kondisi adanya pengangguran, para penganggur akan bersedia
untuk menerima pekerjaan dengan tingkat gaji yang lebih rendah. Keadaan
ini akan menimbulkan kekuatan yang akan menurunkan tingkat gaji. Sebagai
ilustrasi, pada tingkat upah misalkan Rp.1.000.000, perusahaan memiliki
1000 orang pekerja. Kemudian terjadi tambahan angkatan tenaga kerja
baru sebesar 200 orang yang juga ingin bekerja pada tingkat upah sebesar
Rp. 1.000.000. Karena perusahaan hanya bersedia mengupah 1000 orang
pada tingkat upah Rp. 1.000.000, maka terjadi pengangguran sebesar 200
orang. Untuk memaksimumkan keuntungan dan memperbanyak produksi,
perusahaan akan menurunkan tingkat upah menjadi Rp. 800.000 untuk 1200
pekerja. Dengan demikian, jumlah pengangguran akan terserap semua,
sehingga selalu terjadi kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full
Employment).
Berdasarkan teori ekonomi Klasik maka perekonomian ditentukan oleh :
1. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (C = Capital)
2. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian ( L = Labor )
3. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)
4. Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)
3. Faktor-faktor produksi menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan produksi nasional
Perekonomian tidak menghadapi masalah permintaan yang berarti segala
barang yang diproduksikan akan dapat dijual, tingkat produksi nasional
dan tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan. Semakin banyak barang modal, semakin tinggi produksi
nasional yang dapat dihasilkan. Perkembangan teknologi meningkatkan
produktivitas dan akan mengurangi kenaikan produksi nasional. Hubungan
tenaga kerja dan produksi nasional agak sedikit berbeda. Pada mulanya
hubungannya bersifat positif yaitu semakin tinggi produksi nasional.
Tetapi apabila penduduk dan tenaga kerja sudah berlebihan dibandingkan
sumber ekonomi lain ( tanah dan barang modal ) akan mengurangi tingkat
produksi nasional.
4. Penawaran uang, kegiatan perekonomian dan tingkat harga
Ahli ekonomi Klasik menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian
adalah netral yaitu perubahannya tidak akan mempengaruhi produksi
nasional. Tingkat produksi hanya ditentukan oleh faktor riil yaitu
faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Perubahan
penawaran uang hanya akan mempengaruhi harga.. Perubahan penawaran uang
akan menimbulkan perubahan harga yang sama kelajuannya. Apabila
penawaran uang bertambah sebanyak 5% maka tingkat inflasi juga akan
mencapai 5%. Pengurangan uang juga akan menurunkan tingkat harga pada
kelajuan yang sama.
5. Peranan pemerintah dalam perekonomian
Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur tangan pemerintah yang aktif
untuk mengatur kegiatan perekonomian. Dalam masa pengangguran maupun
inflasi ahli ekonomi Klasik berpendapat agar pemerintah bersifat pasif
yaitu tidak perlu berusaha mengatasinya. Sistem pasar bebas akan dengan
sendirinya mengatasi masalah tersebut dan kesempatan kerja penuh akan
tercapai kembali.
Tetapi ahli ekonomi Klasik tidak menolak kegiatan pemerintah dalam
bidang ekonomi. Mereka melihat pemerintah mempunyai peranan penting
dalam menciptakan pasar bebas yang efisien.
Fungsi pemerintah yaitu:
1. Mewujudkan infrastruktur yang diperlukan agar operasi perusahaan swasta dapat ditingkatkan efisiensinya.
2. Menyediakan peraturan dan fasilitas yang membantu mempertinggi efisiensi operasi perusahaan swasta.
3. Menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan dan aparat keamanan.
2. PANDANGAN KEYNES
Teori makro ekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan
kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai
penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh
penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu penggunaan tenaga
kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan
hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam
perekonomian. Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan
dari pengeluaran kepada barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor
perusahaan di dalam menentukan kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis
Keynes lebih banyak memperhatikan permintaan yaitu menganalisis mengenai
peranan dari permintaan golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh suatu perekonomian. Pada
hakikatnya analisis Keynes berpendapat bahwa tingkat kegiatab ekonomi
negara ditentukan besarnya permintaan efektif yaitu permintaan yang
disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta yang
diwujudkan dalam perekonomian. Bertanbah besar permintaan efektif yang
wujud dalam perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang akan
dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini menyebabkan pertambahan
dalam tingkat kegiatan ekonomi dan penggunaan tenaga kerja dan
faktor-faktor produksi.
Perbedaan pandangan Keynes dan Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yaitu:
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam perekonomian
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan
dan investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi, menurut Keynes,
besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar
kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga. Artinya semakin besar tingkat
pendapatan rumah tangga semakin besar pula tabungan dan sebaliknya.
Dalam pandangan Keynes terhadap besarnya investasi, dia beranggapan
bahwa tingkat bunga bukan merupakan satu-satunya komponen utama dalam
menentukan besarnya investasi. Besarnya investasi juga ditentukan oleh
faktor lain seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan
di masa depan, dan tingkat penggunaan dan perkembangan teknologi. Jadi
meskipun tingkat bunga tinggi, namun apabila keadaan perekonomian
sekarang baik untuk dilakukan investasi dan prospek ke depannya sangat
baik, maka kegiatan investasi tetap akan dilakukan.
2. Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha.
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris
paribus, penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi
marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru). Akan tetapi
menurut Keynes, penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli
masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat akan menurunkan tingkat
pengeluaran dan berakibat pada turunnya tingkat harga barang dan jasa.
Turunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa akibat lemahnya
daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan kapasitas produksi
yang artinya pengurangan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian penurunan
tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (Full
Employment).
Karena perbedaan pendapat antara Keynes dengan para ahli ekonomi klasik
di atas, Keynes juga mempunyai pandangan tersendiri terhadap faktor yang
menjadi penentu tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Menurut Keynes,
faktor penentu kegiatan ekonomi suatu negara adalah permintaan efektif.
Permintaan efektif adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk
membayar barang-barang dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian.
Dengan bertambah besarnya permintaan efektif dalam perekonomian,
bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor
perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan menyebabkan pertambahan
dalam tingkat kegiatan ekonomi, penggunaan tenaga kerja dan
faktor-faktor produksi.
Keynes membagi permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran, yaitu
pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh
pengusaha. Akan tetapi, dalam analisis makro ekonomi, pengeluaran
pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi pengeluaran agregat. Faktor
yang mempengaruhi permintaan agregat yaitu:
1. Konsumsi dan investasi
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam
perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara
besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan
mengkonsumsi ( MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC
semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan
sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, akan menyebabkan selisih antara
produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat
konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai
penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi
sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika
besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu
tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Untuk investasi, seperti yang telah disebutkan di atas, dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal modal.
Tingkat bunga menurut Keynes dipengaruhi oleh jumlah permintaan uang
(yaitu keinginan masyarakat untuk memperoleh uang untuk digunakan untuk
berbagai keperluan seperti transaksi, tabungan, spekulasi dan atau untuk
kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran uang (yaitu uang yang ada
dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa).
Apabila penawaran uang lebih besar dari permintaan uang, maka tingkat
suku bunga akan naik untuk menyerap kelebihan dana yang beredar di
masyarakat, dan sebaliknya jika penawaran uang lebih kecil dari
permintaan uang, suku bunga tabungan akan turun agar masyarakat memilih
untuk berinvestasi dan mencairkan tabungannya sehingga jumlah penawaran
uang akan meningkat.
Efisiensi marjinal modal yaitu tingkat pengembalian atas modal yang
ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor seperti kondisi ekonomi
sekarang, penggunaan teknologi dan ramalan prospek ekonomi di masa
mendatang. Semakin tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar pula
investasi dan sebaliknya.
2. Pengeluaran pemerintah dan Ekspor
Dalam analisis makro ekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan
pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga
merupakan bentuk pengeluaran.
Besarnya tingkat pengeluaran pemerintah (G) akan mempengaruhi produksi
nasional karena pemerintah sendiri merupakan konsumen yang besar.
Sehingga konsumsi dari pemerintah juga mencakup sebagian besar dari
konsumsi nasional. Ekspor menunjukkan permintaan efektif yang berasal
dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula produksi
nasional yang dikonsumsi.
Untuk menjelaskan bagaimana tingkat kegiatan perekonomian ditentukan, akan diberikan ilustrasi sebagai berikut :
(1) (2) (3)
100 157 Ekspansi
200 250 Ekspansi
300 325 Ekspansi
400 400 Seimbang
500 475 Kontraksi
600 550 kontraksi
Keterangan:
(1) Alternatif tingkat produksi yang akan dicapai perusahaan atau
tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai dengan kondisi faktor
produksi yang ada.
(2) Pengeluaran agregat yang terdiri dari C, I, G dan Ekspor
(3) Kegiatan ekonomi sebagai akibat perbedaan tersebut.
Pada saat (1) < (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat
melebihi produksi nasional, dengan demikian faktor produksi yang
tersedia tidak cukup untuk mencukupi tingkat konsumsi yang ada sekarang,
sehingga pemerintah harus mengadakan kegiatan perekonomian yang
bersifat ekspansi seperti mencari dan membangun faktor produksi baru.
Pada saat (1) = (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat sama
dengan tingkat produksi nasional yang ada, dengan demikian pemerintah
tidak perlu melakukan perubahan atas kondisi kegiatan ekonomi yang
sedang berjalan. Pada saat (1) > (2), adalah kondisi dimana
pengeluaran agregat lebih kecil dari tingkat produksi nasional, dengan
demikian terdapat terdapat faktor produksi yang menganggur dan atau
kelebihan produksi. Sehingga, pemerintah akan melakukan kegiatan ekonomi
yang bersifat kontraksi seperti menurunkan tingkat investasi dengan
menaikkan suku bunga, dan membuat kebijakan yang dapat menurunkan
tingkat produksi nasional seperti pembatasan dalam bentuk izin, lisensi,
kuota dan lainnya.
Berdasarkan angka pada tabel, pengeluaran agregat digambarkan oleh kurva
AE. Di sebelah kiri titik E kurva AE berada di atas garis Y=AE. Keadaan
tersebut menggambarkan bahwa pengeluaran agregat melebihi pendapatan
nasional. Sebagai contoh apabila pendapatan nasional 200 triliun rupiah
akan terdapat kelebihan pengeluaran agregat sebanyak AB. Keadaan ini
akan menimbulkan ekspansi dalam kegiatan keseluruhan perekonomian.
Di sebelah kanan titik E kurva AE berada di bawah garis Y = AE berarti
pengeluaran agregat kurang dari pendapatan nasional. Pada pendapatan
nasional sebanyak 600 triliun rupiah, kekurangan pengeluaran agregat
adalah sebanyak CD. Perekonomian mengalami keseimbangan apabila
pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional yaitu titik E
pendapatan sebanyak 400 triliun.
Pengeluaran agregat ( triliun rupiah)
Y=AE
AE
C
E D
400
A
B
450
0 100 200 400 600
Pendapatan Nasional ( triliun rupiah )
Faktor yang mempengaruhi penawaran agregat yaitu:
1. Keseimbangan di pasar tenaga kerja
Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja
yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Kemampuan
dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung pada
fungsi produksi yang menerangkan hubungan antara jumlah tenaga kerja dan
faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.
2. Fungsi produksi
Fungsi produksi akan menentukan sejauh mana tenaga kerja dapat
menciptakan produksi nasional. Fungsi produksi dibentuk berdasarkan
pemisalan hanya tenaga kerja saja yang mengalami perubahan. Sedangkan
faktor produksi lain seperti modal dan teknologi dianggap tetap
KESEIMBANGAN ANTARA PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
Keseimbangan AD dan AS adalah keseimbangan makro ekonomi karena analisis
ini telah memasukkan unsur perubahan harga dalam analisis
keseimbangannya dan lebih lengkap daripada keseimbangan pendapatan
nasional. Suatu perekonomian akan dicapai apabila penawaran agregat sama
dengan pendapatan nasionalnya. Dalam perekonomian yang tidak melakukan
perdagangan luar negeri. Penawaran agregat sama dengan pendapatan
nasionalnya yaitu sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksikan
dalam perekonomian dalam suatu periode tertentu. Permintaan agregat
meliputi tiga jenis perbelanjaan yaitu konsumsi rumah tangga ( C ),
investasi perusahaan ( I ) dan pengeluaran pemerintah membeli barang dan
jasa ( G ).
Dengan demikian keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian
tiga sektor adalah: Penawaran agregat = Permintaan Agregat
Atau:Y = C + I + G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga ( gaji, upah, sewa,
bunga dan keuntungan ). Pendapatan tersebut bertujuan membiayai konsumsi
( C ), ditabung ( S ) dan membayar pajak ( T ). Dengan demikian
perekonomian tiga sektor berlaku: Y = C + S + T
Dari rumus di atas dapat disimpulkan berlakunya:
C + I + G = C + S + T
Perubahan Kurva Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat
Perubahan keseimbangan kurva AD dan AS akan berlaku apabila kurva AD dan
AS secara individu maupun secara bersama mengalami pergerakan ke kiri
atau ke kanan.
1. Kurva AD berubah tapi kurva AS tetap. Keadaan ini ditunjukkan gambar (a). Dua keadaan tersebut digambarkan, yaitu:
I. Perubahan AD ke kiri ( AD0 menjadi AD1 ) menyebabkan pendapatan nasional dan harga menurun.
II. Perubahan AD ke kanan ( AD0 menjadi AD2 ) menyebabkan pendapatan nasional dan harga meningkat.
2. Kurva AS berubah tapi kurva AD tetap. Keadaan ini ditunjukkan gambar (b). Dua keadaan tersebut digambarkan, yaitu:
I. Perubahan AS ke kiri ( AS0 menjadi AS1 ) menyebabkan harga naik dan
pendapatan nasional merosot. Keadaan ini dinamakan stagflasi yaitu
masalah kemunduran ekonomi ( stagnasi ) dan inflasi yang secara serentak
dihadapi.
II. Perubahan AS ke kanan ( AS0 menjadi AS2 ) menyebabkan harga turun dan pendapatan nasional bertambah.
3. Perpindahan serentak kurva AD dan AS.
Dalam suatu perekonomian yang mengalami pertumbuhan kurva AD dan AS
secara serentak akan bergeser ke kanan. Serentak dengan berlakunya
pertumbuhan ekonomi, teknologi akan berkembang dan produktivitas
meningkat. Kemajuan ini akan memindahkan kurva AS ke kanan, misalnya
dari As0 menjadi AS1. Pada akhirnya pertambahan pendapatan ini akan
menambah permintaan agregat.
Harga
P
AS
P1 E2
P0 E0 AD2
P2 E1 AD0
AD1
Y
Y1 Y0 Y2
Pendapatan Nasional
Harga
P AS1 AS0 AS2
E1
P1 E0
P0 E2
P2
AD
Y
Y1 Y0 Y2
Pendapatan Nasional
KESIMPULAN
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian
adalah perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Dengan demikian pendapatan
nasional akan selalu mencapai tingkat yang paling maksimum yaitu
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh
Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan dari pengeluaran
kepada barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor perusahaan di dalam
menentukan kegiatan ekonomi. Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan
ekonomi suatu negara adalah permintaan efektif. Permintaan efektif
adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk membayar barang-barang
dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian.
Faktor yang mempengaruhi permintaan agregat yaitu:
1. Konsumsi dan investasi
2. Pengeluaran pemerintah dan ekspor
Faktor yang mempengaruhi penawaran agregat yaitu
1. Keseimbangan di pasar tenaga kerja
2. Fungsi produksi
Suatu perekonomian akan dicapai apabila penawaran agregat sama dengan
pendapatan nasionalnya. Perubahan keseimbangan kurva AD dan AS akan
berlaku apabila kurva AD dan AS secara individu maupun secara bersama
mengalami pergerakan ke kiri atau ke kanan yaitu:
1. Kurva AD berubah tapi kurva AS tetap
2. Kurva AS berubah tapi kurva AD tetap
3. Perpindahan serentak kurva AD dan AS.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar